Material Penyusun Beton Bertulang
Konstruksi dan Detail Beton Bertulang
Aplikasi Konstruksi Beton Bertulang
Konstruksi Balok dan plat beton bertulang
a) Balok beton
Suatu gelagar balok bentang sederhana menahan beban yang
mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan mengalami deformasi
(regangan) lentur. Dalam hal tersebut, regangan tekan akan terjadi di bagian
atas dan regangan tarik di bagian bawah penampang. Regangan-regangan
tersebut mengakibatkan tegangan-tegangan yang harus ditahan oleh balok,
tegangan tekan di bagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah
penampang. Karena tulangan baja dipasangan pada bagian tegangan tarik
bekerja yaitu pada bagian bawah, maka secara teoritis balok ini disebut
sebagai balok bertulangan tarik saja. Pada bagian tekan atau bagian atas
penampang umumnya tetap dipasang perkuatan tulangan, tetapi bertujuan
untuk membentuk kerangka kokoh yang stabil pada masing-masing sudut
komponen.
Tulangan pada balok selain dipengaruhi oleh beban-beban yang
diterimanya, juga dipengaruhi oleh ukuran dan syarat-syarat tumpuan.
Tumpuan dianggap kaku jika tidak terdapat deformasi. Tiga syarat-syarat
tumpuan yang dipertimbangkan:
− Tumpuan bebas, bila tumpuan mengalami perputaran sudut pada
perletakannya.
− Tumpuan terjepit penuh, bila terdapat jepitan penuh sehingga
perputaran tidak mungkin terjadi.
− Tumpuan terjepit sebagian, bila tumpuan pada keadaan yang
memungkinkan terjadi sedikit perputaran
b) Plat beton
Perencanaan plat beton bertulang tidak hanya terbatas pada
pertimbangan pembebanan saja, tetapi juga ukuran dan syarat-syarat
tumpuan tepi. Syarat-syarat tumpuan menentukan jenis perletakan dan jenis
penghubung di tumpuan. Secara umum terdapat tiga jenis tumpuan pada
plat, yaitu:
− Bebas; apabila plat dapat berotasi bebas pada tumpuan, misalnya
sebuah plat tertumpu pada tembok bata (gambar a)
− Terjepit penuh; apabila tumpuan dapat mencegah plat berotasi dan
relatif sangat kaku terhadap momen puntir, misalnya plat yang
monolit atau menyatu dengan balok yang tebal (gambar b).
− Terjepit sebagian atau elastis; plat yang menempel pada balok tepi
tetapi balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi (gambar c).
Gambar Jenis tumpuan pada plat beton
Sumber: Sagel dkk, 1994
Jenis-jenis plat dengan tumpuan tersebut antara lain adalah plat
yang menumpu menerus sepanjang dua tepi yang sejajar atau pada
keempat tepinya, panel plat, dan plat menerus untuk pondasi. Panel adalah
bagian segiempat suatu plat, atau suatu plat yang tepi-tepi dikelilingi oleh
tumpuan-tumpuan. Pada plat yang tertumpu pada sepanjang dua sisinya
dapat disebut juga sebagai bentang balok, jika menggunakan analogi balok.
Dalam kasus plat terjepit pada dinding bata, meskipun dapat terjadi momen
jepit maka umumnya tetap akan dianggap sebagai tumpuan bebas.
Distribusi tegangan
Distribusi tegangan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
* Pada beban kecil distribusi tegangannya linier, bernilai nol pada
garis netral dan sebanding dengan regangan yang terjadi seperti
ditunjukan pada Gambar.
* Pada beban sedang, kuat tarik beton dilampaui dan beton
mengalami retak. Beton tidak dapat meneruskan gaya tarik melintasi
bagian-bagian retak karena terputus-putus, selanjutnya tulangan
baja akan mengambil alih memikul seluruh gaya tarik yang timbul.
(a) (b)
(c)
Distribusi tegangan untuk penampang pada/dekat bagian yang
mengalami retak seperti pada Gambar, diperkirakan terjadi
pada nilai tegangan beton sampai dengan 1/2 f ’c.
Gambar Perilaku lentur pada beban kecil
Sumber: Dipohusodo, 1994
Gambar Perilaku lentur pada beban sedang
Sumber: Dipohusodo, 1994
Gambar Perilaku lentur pada beban ultimit
Sumber: Dipohusodo, 1994
* Pada beban yang sangat besar (ultimit), nilai regangan serta regangan tekan akan meningkat dan cenderung untuk tidak lagi sebanding dengan diantara keduanya, dimana tegangan tekan beton akan membentuk kurva non-linear. Kurva tegangan di atas garis netral (daerah tekan) berbentuk sama dengan kurva tegangan regangan seperti pada Gambar. Kapasitas batas kekuatan beton terlampaui dan tulangan baja mencapai luluh/leleh, dan beton mengalami hancur. Struktur akan mengalami strata runtuh atau setengan runtuh meskipun belum hancur secara keseluruhan.
Regangan maksimum tekan beton sebagai regangan ultimit digunakan
sebesar 0,003 atau 0,3%, yang ditetapkan berdasarkan hasil-hasil
pengujian.
Kuat lentur
Kuat lentur Mn merupakan kekuatan lentur balok, yang besarnya
tergantung dari resultan gaya tekan dalam (ND) dan resultan gaya tarik
dalam (NT).
Kuat lentur pada gaya tekan beton:
Kuat lentur pada gaya tarik tulangan beton:
dimana ND : resultan gaya tekan dalam
NT : resultan gaya tarik dalam
d : tinggi efektif balok
a : kedalaman blok tegangan
Nilai a dapat dihitung dengan rumus:
f b
A f
a
c
s y
1 β
= (7.3)
dimana As : luas tulangan tarik (mm2)
fy : tegangan leleh baja
β1 : konstanta yang merupakan fungsi dari kelas kuat beton
f’c : kuat tekan beton
b : lebar balok (mm)
Sesuai ketentuan SNI 03-2847-2002, faktor β1 harus diambil sebesar 0,85
untuk beton dengan nilai kuat tekan f’c lebih kecil daripada atau sama
dengan 30 MPa. Untuk beton dengan nilai kuat tekan di atas 30 MPa, β1
harus direduksi sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan 7 MPa di atas 30 MPa,
tetapi β1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65.
Pembatasan tulangan tarik
Pada struktur beton dengan penulangan tarik saja, SNI 03-2847-
2002 menetapkan jumlah tulangan baja tarik tidak boleh melebihi 0,75 dari
jumlah tulangan baja tarik yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan
regangan.
As ≤ 0,75 Asb
Jika jumlah batas penulangan tersebut dapat dipenuhi akan memberikan
jaminan bahwa kehancuran daktail (ductile) dapat berlangsung dengan
diawali oleh meluluhnya tulangan baja tarik terlebih dahulu. Dengan
demikian tidak akan terjadi kehancuran getas yang lebih bersifat mendadak.
Pembatasan penulangan ini juga berhubungan dengan rasio
penulangan (ρ) yaitu perbandingan antara jumlah luas penampang tulangan
tarik (As) terhadap luas efektif penampang (lebar b x tinggi efektif d).
b d
Aρ = s
dengan pembatasan penulangan maksimum 0,75 kali rasio penulangan
keadaan seimbang (ρb), maka:
ρmaks = 0,75 ρb
Sedangkan batas minimum rasio penulangan ditentukan:
y f
1,4
min ρ =
Batas minimum penulangan diperlukan untuk menjamin tidak terjadinya
hancur struktur secara tiba-tiba seperti jika balok tanpa tulangan. Karena
bagaimanapun balok beton dengan tulangan tarik yang paling sedikitpun
harus mempunyai kuat momen yang lebih besar dari balok tanpa tulangan.
Pada plat tipis dengan ketebalan tetap maka penulangan minimum harus
memperhitungkan kebutuhan untuk memenuhi persyaratan tulangan susut
dan suhu.
Analisis balok terlentur
Secara ringkas langkah-langkah analisis untuk balok terlentur
dengan penulangan tarik saja, dengan urutan sebagai berikut:
1) Buat daftar hal-hal yang diketahui sesuai kondisi atau permasalahan
yang ada
2) Tentukan apa yang akan dicari pada pekerjaan analisis (Momen tahanan
dalam MR, Momen tahanan pada kuat lentur Mn)
3) Hitung rasio penulangan:
b d
Aρ = s (7.4)
4) Bandingkan hasilnya dengan 0,75 ρb atau ρmaks juga terhadap ρinin untuk menentukan apakah penampang memenuhi syarat.
5) Hitung kedalaman blok tegangan beton tekan:
f b
A f
a
c
s y
1 β
=
6) Hitung panjang lengan kopel momen dalam: z = d – ½ a
7) Hitung momen tahanan (dalam) ideal Mn
Mn = NT z = As fy z, atau
Mn = ND z = 0,85 As fc’ abz
MR = φ Mn
Analisis plat terlentur satu arah
Petak plat dibatasi oleh balok induk pada kedua sisi pendek dan
balok anak pada kedua sisi panjang. Plat yang didukung sepanjang keempat
sisi tersebut dinamakan sebagai plat dua arah, dimana lenturannya akan
timbul pada dua arah yang saling tegak lurus. Jika perbandingan sisi
panjang terhadap sisi pendek lebih besar dari 2, maka plat dapat dianggap
hanya bekerja sebagai plat satu arah dengan lentur utama pada arah yang
lebih pendek. Contoh jenis plat beton seperti pada Gambar.
Plat satu arah adalah plat yang penyaluran beban normal di
permukaan plat ke elemen pendukung utamanya pada satu arah utama.
Pada panel plat yang didukung pada keempat sisinya, aksi satu arah terjadi
jika rasio perbandingan antara bentang panjangnya dengan bentang
pendeknya lebih dari 2. Dalam aksi satu arah, diagram momen pada
dasarnya tetap konstan melintang searah lebar plat. Oleh karenanya,
prosedur desain plat satu arah dapat dilakukan dengan pendekatan melalui
pengamatan kesamaan balok penyusunnya pada lebar unitnya.
Gambar Jenis–jenis struktur plat beton
Sumber: Dipohusodo, 1994
Balok ini dapat dirancang dengan langkah dan rumusan yang sama untuk balok segiempat biasa. Persyaratan penutup pada plat satu arah lebih kecil dari balok, umumnya ¾ ”. Gaya-gaya internal umumnya lebih rendah, sehingga penggunaan ukuran tulangannya menjadi lebih kecil. Desain mungkin dapat dikendalikan dengan tulangan susut dan suhu yang minimum. Faktor geser jarang dikontrol, dan tulangan transversal sulit dipasang pada plat satu arah.
Karena beban yang bekerja semuanya dilimpahkan menurut arah sisi pendek, maka plat terlentur satu arah dapat dianggap memiliki perilaku seperti suatu balok persegi dengan tinggi setebal plat tersebut dan dengan lebarnya adalah satu satuan panjang (umumnya 1 meter). Apabila diberi beban merata plat akan melendut dengan kelengkungan satu arah, sehingga menimbulkan momen lentur pada arah tersebut. Beban merata umumnya menggunakan satuan kN/m2 (kPa), karena diperhitungkan untuk setiap satuan lebar (1 meter) maka satuannya menjadi beban per satuan panjang (kN/m).
Penulangan plat dihitung untuk setiap satuan lebar tersebut dan merupakan jumlah rata-rata. Dalam SNI 03-2847-2002, plat struktural harus pula dipasang tulangan susut dan suhu dengan arah tegak lurus tulangan pokok. Tulangan ulir yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu harus memenuhi ketentuan berikut:
− Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut (Tabel), tetapi tidak kurang dari 0,001
− Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima kali tebal plat, atau 450 mm.
Tabel Rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
Sumber: Sagel dkk, 1994
Selanjutnya prosedur analisis dan perhitungan MR pada plat terlentur satu arah menggunakan cara yang sama dengan balok persegi. Tambahan analisis adalah pada perhitungan nilai minimum As, yang diperlukan untuk tulangan susut dan suhu. Perlu dilakukan pemeriksaan nilai minimum dengan memeriksa Asmin. Contoh: untuk plat dengan tulangan ulir mutu 300 nilai Asmin adalah 0,0020bh.
Selengkapnya: TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN