MEMASANG PONDASI DAN DINDING
A. Menyiapkan Adukan Mortar/Spesi
Mortar adalah suatu bagian pasangan batu yang setara dengan
pasangan batu itu sendiri. Adukan berfungsi untuk membantali satuan
pasangan batunya, yang mendukung penuh satu sama lain. Adukan
memberi perapatan antara satuan- satuannya untuk mencegah masuknya
air dan angin. Adukan merekatkan satuan- satuan tersebut satu sama lain
untuk mengikatnya menjadi satuan struktural monolitik dan juga penting
untuk penampilan dinding pasangan batu. Jenis adukan yang paling
karakteristik terbuat dari semen portland, kapur hidrasi, agregat (pasir), dan
air.
Pasir harus bersih dan diayak untuk menghilangkan partikel yang terlalu
kasar atau terlalu halus. Semen portland merupakan bahan perekat pada
adukan, tetapi adukan yang terbuat hanya dari semen portland akan
“keras” dan tidak mengalir secara baik pada cetok atau di bawah bata,
sehingga kapur ditambahkan untuk memberikan kelancaran dan daya
kerjanya. Kapur diproduksi dengan cara membakar batu kapur atau
cangkang kerang (kalsium karbonat) dalam tungku untuk menghilangkan
karbon dioksida dan menyisakan kapur tohor (kalsium oksida).
Kapur tohor ini kemudian diberi air dengan membiarkannya
menyerap air sebanyak yang dapat dilakukannya, yang menyebabkan
pembentukan kalsium hidroksida, yang disebut kapur padam atau kapur
terhidrasi. Proses pengairan, yang melepaskan panas dalam jumlah yang
banyak, biasanya dilakukan di pabrik. Kapur hidrasi ini selanjutnya
dikeringkan, digiling, dan dikemas untuk dikirim. Hingga akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, adukan dibuat tanpa semen portland, dan kapur itu
sendirilah yang menjadi bahan perekatnya; adukan ini mengeras dengan
cara menyerap karbon dioksida dari udara untuk menjadi kalsium karbonat,
sebuah proses yang sangat lambat dan tidak merata.
Untuk mencapai suatu daya kerja yang ekuivalen dengan adukan
semen portland-kapur, adukan semen pasangan batu diformulasi
dengan campuran tambahan yang menaikkan udara yang menghasilkan
kandungan udara tinggi pada adukan matangnya. Hal ini akan mengurangi
kekuatan rekat antara adukan dan satuan pasangan-batu ingá kira-kira
setengah dari kekuatan adukan konvensional, yang berarti bahwa kekuatan
lentur dan geser dinding tersebut berkurang dan dindingnya lebih dapat
diresapi oleh air. Oleh karena itu hanya adukan semen- kapur
konvensional yang harus ditentukan untuk pekerjaan pasangan batu yang
membutuhkan kekuatan tinggi dan permeabilitas rendah. Agar mudah,
semen adukan yang terdiri atas semen portland pra campur dan kapur
dengan udara yang terbatas, dapat digunakan dalam membuat adukan
semen-kapur.
Semen merah adalah hasil penghancuran bata, genting, dan bahan
bakaran lempung lainnya hingga menjadi tepung, semen merah merupakan
bahan tambah hidrolik, semen merah juga merupakan sisa-sisa berasal dari
bata yang mengalami kerusakan, bata yang pecah-pecah dihancurkan dan
diayak untuk dijadikan semen merah.
Pasir merupakan bahan adukan, merupakan bahan batu-batuan dengan
ukuran kecil (0,15 mm–5 mm), syarat-syarat untuk pasir sebagai berikut.
1. Butir-butir pasir harus berukuran antara 0,15 mm–5 mm.
2. Harus keras, berbentuk tajam, dan tidak mudah hancur oleh
pengaruh perubahan iklim.
3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%.
4. Bila mengandung lumpur lebih dari 5% maka harus dicuci.
5. Tidak boleh mengandung bahan organik, garam, minyak, dan
sebagainya.
6. Pasir laut tidak boleh dijadikan bahan bangunan kecuali bila telah
diadakan penelitian dan petunjuk dari ahli bangunan.
Pasir untuk pembuatan adukan atau beton harus memenuhi
persyaratan di atas, selain pasir alam (dari sungai atau galian dalam
tanah) terdapat pula pasir buatan yang dihasilkan dari batu yang
dihaluskan dengan mesin pemecah batu.
B. Memasang Pondasi Batu Belah
C. Dinding Bangunan pada konstruksi bangunan
D. Memasang Dinding Bangunan
E. Memasang Dinding Batu Bata
1. Aturan Pemasangan Dinding Batu Bata
Dengan aturan pemasangan batu merah kita menghubungkan
batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu
kesatuan yang juga dapat menerima beban. Siar-siar vertikal
selalu diusahakan agar tidak merupakan satu garis, harus
bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut. Siar vertikal pada
umumnya kita pilih sebesar 1 cm dan siar horizontal setebal 1,5
cm.
Jika dibedakan pengaturannya, ada beberapa kemungkinan, yaitu:
Gambar Aturan Batu Melintang Bersilang (staand)
Gambar Aturan Batu Gothik (vlaams) Semuanya pada Tebal Dinding 23 cm atau 24 cm 58
Gambar Cara Pemasangan Batu Bata
Cara pemasangan batu bata adalah sebelum pemasangan perlu
dibasahi lebih dahulu atau direndam sebentar di dalam air. Sesudah
lapisan pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka
disiapkan papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing,
sehingga dapat diatur seragam. Kemudian untuk lapisan
kedua dan yang berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan
(mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horizontal
dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar
vertikal. Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah
dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat
dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar
dipotong untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya.
Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum
kering harus dilindungi terhadap air hujan.
Kualitas batu merah di Indonesia umumnya kurang baik dan sering
kurang keras dan padat, tidak seperti batu merah yang dibuat di Eropa dan
sebagainya. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara pembuatan
yang masih sering sangat sederhana. Karena itu, untuk menambah
keawetan terhadap pengaruh- pengaruh iklim, maka terutama dinding
batu merah dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm (karena tipisnya dinding
terlalu lemah untuk menahan gaya tekan vertikal dan gaya horizontal atau
gaya gempa) diperkuat dengan rangka yang terdiri dari kolom atau
balok beton bertulang setiap luas tembok 12.00 m2. Kolom betonbertulang ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan
dinding, dan pada jarak 3,00 m, seperti juga terlihat pada gambar
berikut.
Gambar Cara Pemasangan Batu Bata dengan Kolom Beton
2. Macam Pasangan Batu Bata
a. Tembok memanjang setengah batu
b. Tembok sudut setengah batu dengan satu batu
c. Tembok pertemuan setengah batu
d. Pasangan bata persilangan setengah batu
e. Tembok persilangan satu bata dengan ikatan tegak
f. Tembok batu bata dengan ikatan tegak
g. Tembok pada pertemuan tegak lurus satu bata ikatan silang
FINISHING DINDING
Selengkapnya : Teknik konstruksi Bangunan Gedung