Kriteria Desain dalam Penyelenggaraan Bangunan
1.5. Manajemen Pelaksanaan Konstruksi
Proyek adalah sekumpulan aktifitas yang saling berhubungan dari
awal hingga akhir untuk suatu hasil tertentu. Proyek merupakan aktivitas
sementara dari personil, material ataupun sarana untuk mewujudkan
sasaran-sasaran dalam kurun waktu tertentu yang kemudian akan berakhir.
Seluruh kegiatan yang mendukung pelaksanaan proyek memerlukan suatu
manajemen yang biasanya disebut Manajemen Proyek.
Manajemen proyek adalah suatu usaha untuk mengelola dan mengorganisasikan
beragam sumber daya selama masa pelaksanaan proyek,
dengan tujuan untuk mewujudkan sasaran proyek yang meliputi kualitas,
waktu dan biaya sesuai yang telah ditentukan dalam perencanaan.
Elemen utama dalam manajemen proyek:
− Manajer proyek, dengan tugas dan tanggung jawab antara lain:
o Menetapkan dan menjelaskan cara mencapai sasaran, serta
menentukan personil yang tepat sesuai kewenangannya
o Menunjukkan kepemimpinan (leadership) serta memberi motivasi
kepada seluruh staf
o Melakukan evaluasi atas kemajuan pelaksanaan dan mengambil
tindakan yang tepat bila terjadi penyimpangan-penyimpangan
o Bertanggung jawab mengintegrasikan kegiatan dari berbagai fungsi
untuk mencapai sasaran yang spesifik.
− Tim Proyek, adalah sekelompok orang dari berbagai fungsi organisasi,
disiplin ilmu dan keahlian yang dipimpin oleh manajer proyek.Tim akan
memilih dan menunjuk sumber daya yang akan digunakan, meliputi: subkontraktor,
mandor, dan suplier material, alat dan jasa. Tim akan
berperan aktif dalam menjalankan proyek untuk memenuhi target mutu,
waktu dan biaya yang telah ditetapkan.
− Sistem Manajemen Proyek, yang terdiri dari struktur organisasi dan
sistem informasi. Organisasi yang ditetapkan umumnya bersifat
fungsional yang berarti struktur organisasi dikelompokan menurut fungsifungsi
yang spesifik. Sistem ini juga menyediakan sistem untuk
mengintegrasikan perencanaan dengan pengendalian atau kontrol serta
akumulasi informasi berupa pelaporan yang berkaitan dengan hasil atau
kinerja, biaya, sumber daya yang digunakan, jadwal, dan biaya untuk
menyelesaikan proyek.
1.5.1. Organisasi Proyek
Organisasi proyek merupakan sekelompok orang dari berbagai latar
belakang ilmu dan keahlian yang terorganisir dan terkoordinasi dalam suatu
wadah tertentu yang melaksanakan tugas pelaksanaan proyek dengan cara
tertentu.
Gambar Skema struktur organisasi utama
Sumber: Dipohusodo, 1996
Fungsi-fungsi dalam sebuah organisasi proyek konstruksi meliputi:
− Fungsi perencanaan teknis dan keuangan, yang menjalankan fungsi
spesifik. Perencanaan rekayasa teknik (engineering) seperti jadwal
pelaksanaan, perencanaan bahan, alat dan sub-sub kontraktor,
perencanaan metode pelaksanaan, perencanaan mutu dan perencanaan
K3. Perencanaan administrasi dan keuangan, meliputi pembuatan cash
flow, perencanaan penagihan, sistem akuntansi dan administrasi
pengelolaan sumber daya
− Fungsi pelaksanaan atau operasional, yang meliputi kegiatan
pelaksanaan konstruksi di lapangan untuk mewujudkan fisik bangunan
sesuai perencanaan teknis dan keuangan.
− Fungsi pengendalian atau kontrol, yang meliputi kegiatan membandingkan
realisasi pelaksanaan dengan perencanaan dan jika terdapat
penyimpangan akan dilakukan analisis penyebabnya dan cara
penyelesaiannya.
Bentuk organisasi proyek dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain:
− Besar kecilnya volume dan ruang lingkup pekerjaan
− Besar kecilnya nilai proyek
− Tingkat kompleksitas pelaksanaan proyek
− Waktu pelaksanaan yang tersedia
− Penggunaan teknologi
− lokasi
Gambaran suatu organisasi proyek yang rinci dan banyak digunakan
memiliki struktur yang terdiri dari unsur-unsur seperti pada Gambar :
Manajer teknik, bertugas memimpin unit teknik dan berwewenang
mengelola perencanaan teknik dan pengendalian. Pengelolaan
perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan:
− Metode pelaksanaan
− Gambar kerja
− Jadwal pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal penyediaan
peralatan dan jadwal pemenuhan tenaga kerja
− Perencanaan pengendalian mutu
− Perencanaan arus kas
− Keselamatan dan kesehatan kerja
− Pemilihan sub-kontraktor
Gambar Skema struktur organisasi lengkap pelaksana proyek konstruksi
Sumber: Dipohusodo, 1996
Manajer operasional lapangan, bertugas memimpin unit pelaksanaan
lapangan dengan kewenangan:
− Melaksanakan pekerjaan sesuai perencanaan teknis dan keuangan
yang disiapkan oleh unit teknik.
− Mengkoordinasikan kepala pelaksana dalam mengendalikan dan
mengontrol pekerjaan para mandor dan sub-kontraktor.
− Mengendalikan dan melatih ketrampilan staf, tukang dan mandor.
− Melakukan penilaian kemampuan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Manajer administrasi lapangan, bertugas memimpin unit administrasi
proyek, mengelola keuangan, akuntansi dan pembukuan, urusan umum dan
SDM proyek, dengan kewenangan:
− Menyiapkan urusan administrasi penagihan kepada pemilik proyek
− Melakukan pencatatan transaksi
− Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran
− Mengurus masalah perpajakan, asuransi, dll.
1.5.2. Perencanaan Petunjuk Pelaksanaan
Petunjuk pelaksanaan proyek sebagai langkah pertama yang
dilakukan adalah suatu kegiatan mempersiapkan bagaimana suatu
pekerjaan akan dilaksanakan agar tercapai sasaran dan tujuan yang
diinginkan. Perencanaan yang disusun dalam petunjuk pelaksanaan adalah:
− Perencanaan biaya atau anggaran proyek yang mengacu pada
data yang ada saat tender.
− Perencanaan mutu yang harus sesuai dengan persyaratan
spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kontrak, atau memenuhi
standarisasi internasional (contoh: ISO-9000)
− Perencanaan jadwal pelaksanaan yang mengacu pada batas
waktu sesuai kontrak, disusun dalam bentuk bar-chart yang
dilengkapi kurva S. Jadwal pelaksanaan ini adalah jadwal
pelaksanaan induk (master schedule) yang mencakup keseluruhan
kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan jadwal induk dapat
dibuat jadwal yang lebih rinci untuk tiap jenis pekerjaan, serta
jadwal-jadwal pendukung: jadwal peralatan, jadwal bahan, jadwal
tenaga kerja, jadwal arus kas (cash flow).
− Perencanaan metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata
cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan (procedure, work
instruction) yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan setiap
pekerjaan.
− Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berkaitan
dengan penyusunan safety plan, pengamanan proyek (security
plan), dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek (house
keeping), dengan target utama tidak ada kecelakaan kerja (zero
accident).
1.5.3. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara dan teknikteknik
pelaksanaan pekerjaan. Pada dasarnya metode pelaksanaan
konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa yang berpijak pada
keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan teknis
dan ekonomis di lapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman
kontraktor. Metode pelaksanaan proyek untuk setiap jenis bangunan
berbeda-beda. Garis besar metode pelaksanaan konstruksi bangunan,
meliputi:
− Metode penataan lapangan, adalah pengaturan tata letak kantor kantor,
gudang, bengkel dan pool kendaraan serta peralatan, lahan
penimbunan material mentah, lahan untuk pabrikasi, posisi
peralatan berat, jalan kerja dan jalan masuk pada lokasi
pembangunan.
− Metode pekerjaan pengukuran, adalah tahapan pengukuran
batas-batas lokasi, pemetaan situasi dan kontur lahan, pengukuran
sumbu-sumbu bangunan, dan pemantauan ketepatan dimensi
konstruksi baik pada arah datar maupun arah tegak.
− Metode pekerjaan tanah, merupakan tahapan pengolahan lahan
terbangun (site development), meliputi pekerjaan-pekerjaan
pembersihan lokasi, pembongkaran bangunan lama (jika ada),
penggalian, perataan, penimbunan, pemadatan, membuat struktur
penunjang seperti dinding penahan tanah.
− Metode pekerjaan pondasi dan turap, adalah tahapan pekerjaan
struktur landasan pendukung beban dari sistem struktur dankonstruksi sebuah bangunan.
− Metode pekerjaan struktur (beton, baja atau kayu), merupakan
tahapan pekerjaan komponen sistem struktur sebuah bangunan,
yaitu kolom, dinding geser, balok dan lantai untuk rangka
bangunan, hingga sistem struktur atap bangunan. Tahapan
pekerjaan sesuai dengan material struktur yang digunakan, secara
umum adalah beton, baja atau kayu.
− Metode pekerjaan komponen non struktur, adalah tahapan
pekerjaan konstruksi bagian-bagian non struktur pada bangunan,
diantaranya: pasangan batu atau bata untuk dinding eksterior dan
interior, partisi, plafon, kusen, pintu dan jendela, dll.
− Metode pekerjaan finishing, merupakan tahapan akhir konstruksi
bangunan. Umumnya berupa pekerjaan pemasangan lapisanlapisan
akhir komponen struktur dan konstruksi, antara lain pelapis
lantai keramik, lapisan shielding/cladding dinding, pengecatan, dll.
− Metode pekerjaan mekanikal, elektrikal dan plambing,
merupakan pekerjaan instalasi komponen jaringan dan peralatan
sistem utilitas bangunan, diantaranya instalasi perpipaan
penyediaan air bersih dan pembuangan air kotor, pengolahan
limbah dan sanitasi, instalasi listrik, instalasi sistem pengkondisian
udara, instalasi lift, dll.
Pelelangan Proyek Konstruksi
Selengkapnya : Teknik Struktur Bangunan