1. Logam dasar yang disambung berikut bahan tambah (jika
diperlukan) dipanasi dan mencair dalam waktu yang bersamaan,
selanjutnya setelah dingin akan menjadi sambungan terpadu yang
sangat kuat.
2. Keuntungan dari pengelasan antara lain :
a. Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.
b. Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih cepat.
c. Bahan lebih hemat.
d. Konstruksi lebih ringan.
e. Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).
3. Faktor yang mempengaruhi kualitas pengelasan antara lain : Teknik
pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh panas.
4. Kampuh penyambungan las ada tiga macam yakni : kampuh
sambungan lurus, kampuh sambungan Sudut dan kampuh
sambungan Te.
5. Perbedaan yang mendasar dari beberapa jenis logam dibawah ini
dilihat dari kandungan karbonnya :
a. Besi : mengandung karbon 0 s.d. 4,5%.
b. Baja Karbon Rendah : mengandung karbon kurang dari 30%.
c. Baja Karbon Tinggi : mengandung karbon 0,45% s.d. 1,70%
d. Baja Cor : mengandung karbon kurang dari 0,40%.
e. Besi Cor : mengandung karbon kurang dari 2%.
6. Tujuan dari pemanasan mula pada pengelasan besi cor adalah agar
tidak terjadi pendinginan cepat, sehingga tidak mudah retak.
7. Langkah persiapan yang perlu kita lakukan sebelum melakukan
pengelasan las acetelyne/karbid dan las busur listrik antara lain :
a. Membuat rencana kerja.
b. Menentukan pengelasan yang akan dikerjakan.
c. Menentukan posisi pengelasan.
d. Mempersiapkan alat perakit atau alat bantu.
e. Melakukan las ikat
f. Pembersihan, Pemeriksaaan dan perbaikan alur.
8. Gas yang sering dipakai sebagai bahan bakar dalam pengelasan
busur cair antara lain : gas acetelyne (karbir), gas propan, gas
hydrogen, gas elpiji dll.
9. Peralatan pengelasan acetelyine beserta fungsinya antara lain :
a. Brander las sebagai tempat bercampurnya gas karbit dengan
oksigen (O2).
b. reguletor berfungsi untuk mengukur tekanan gas pada tabung
dan membatasi tekanan gas yang keluar dari tabung, baik gas
oksigen maupun gas karbit.
c. Katup pengaman untuk menghindari terjadinya tekanan dan
pembakaran balik.
d. Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan busur
api yang dihasilkan dari las karbid.
e. Jarum pembersih untuk membersihkan kotoran yang
menyumbat pada torekh (ujung brander)
10. Suhu yang bisa dicapai dalam pengelasan Oksi-gas karbid adalah :
3.100 – 3.200 ÂșC
11. Macam-macam nyala api netral pada las acetelyne adalah :
a. Nyala api karburasi adalah nyala api yang kelebihan gas karbid.
Batas nyala ketiga kerucut yang terjadi tidak jelas.
b. Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan oksigen.
Pada nyala api oksidasi terlihat dua kerucut, dan kerucut bagian
dalam pendek berwarna birupucat sampai ungu. Pada nyala api
oksidasiini biasanya terdengar suara berdesis.
c. Nyala api netral terbentuk karena campuran gas karbid dan
oksigen yang seimbang. Nyala api netral terdapat dua kerucut
dengan batas yang cukup jelas. Kerucut dalam berwarna putih
bersinar dan kerucut luar berwarna biru bening.
12. Proses terjadinya busur cahaya: Pada pembentukan busur cahaya,
elektrode keluar dari kutup negatif (katoda) dan mengalir dengan
kecepatan tinggi ke kutup positif (anoda). Dari katup positif
mengalir partikel positif (ion positif) ke kutup negatif. Melalui proses
ini, ruang udara diantara katoda dan anoda (benda kerja dan
elektroda ) dibuat penghantar untuk arus listrik (diionisasikan) dan
dimungkinkan pembentukan busur cahaya. Sebagai arah arus
berlaku arah gerakan ion-ion positif.
13. Keuntungan dan kerugian teknik pengelasan arah maju dan arah
mundur pada las listrik adalah: (a). pada arah maju
memungkinkan terjadinya pemanasan awal bahan dasar, tetapi
fluks tidak terlindung sehingga memungkinkan oksigen yang ada di
atmosfer ikut mempengaruhi pendinginan yang dapat
mengakibatkan korosi. (b). Pada arah mundur tidak memungkinkan
pemanasan awal logam dasar tetapi pendinginan cairan lasan dan
fluks terlindung oleh gas sehingga oksigen udara luar tidak bereaksi
dengan cairan lasan. Dengan demikian proses korosi dapat
diminimalisir.
14. Fungsi dari fluks (bahan tambah) dari elektroda pada pengelasan
busur listrik adalah :
a. Untuk memudahkan penyulutan dan pemantap busur setelah
proses pengelasan berjalan.
b. Meningkatkan dampak bakar.
c. Sebagai bahan pengisi pada kampuh sambungan.
d. Untuk memperlancar pemindahan butir – butir cairan elektroda.
e. Pembentuk terak dan gas, untuk melindungi cairan logam lasan
dari pengaruh udara luar (deoksidator).
15. Yang mempengaruhi agar hasil pengelasan pada las busur listrik
antara lain : Pemilihan elektroda, bahan logam lasan, pengaturan
tegangan dan arus listrik, kecepatan pengelasan, polaritas las, dan
gerakan elektroda
16. Pematrian ialah suatu cara penyambungan bahan logam di bawah
pengaruh penyaluran panas dengan pertolongan imbuhan logam
atau campuran logam yang mudah melebur (patri) yang titik
leburnya berada di bawah titik lebur bahan dasar yang akan
disambungkan.
17. Sambungan patri atau pematrian dapat dikelompokkan menurut :
a. Suhu dan kekuatan sambungan. Dibedakan lagi menjadi 2
yaitu: pematrian lunak dan pematrian keras.
b. Bentuk lokasi. Dibedakan lagi menjadi 3 yaitu : pematrian
celah, pematrian sambungan, dan pematrian bubuhan.
c. Metode Pematrian. Dibedakan lagi menjadi 9 yaitu : pematrian
dengan tuas patri, pematrian dengan api, pematrian tungku,
pematrian selam, pematrian rendaman garam, pematrian
tahanan, pematrian imbas, pematrian sepuh dan pematrian
otomatis.
18. Menurut ketinggian suhu kerja Pematrian dan kekuatan
sambungan, Pematrian dibedakan menjadi 2 yakni: (a) Pematrian
lunak.Titik lebur patri lunak dibawah 450oC. pada umumnya
kekuatan patri lebih rendah daripada kekuatan bahan dasar. (b).
Pematrian keras. Titik lebur patri keras di atas 450oC. kadangkadang
kekuatan patri sedikit lebih rendah, namun seringkali lebih
tinggi daripada kekuatan bahan dasar.
19. Proses pengikatan di dalam Pematrian berlangsung pada permukaan
bahan dasar yang akan digabungkan. Bidang Pematrian
tidak dilelehkan. Terhadap ini disalurkan sedemikian banyak energi
panas sehingga patri mulai meleleh, menjaring bidang-bidang
Pematrian, merambat, masuk ke dalam celah Pematrian dengan
efek pori-pori (celah kapilar, celah isap), mengeras di sana dan
mengikat diri dengan bahan dasar.
20. Ikatan pematrian ditimbulkan oleh tiga proses fisikalis yaitu : (a).
Adhesi (gaya lekat, antara patri dan bahan dasar. (b). Difusi (saling
memasuki menyusup). Partikel patri yang terhalus menyusup ke
dalam tata susun permukaan bahan dasar dan berakar (terjangkar)
sekitar batas butiran kristal. (c). Pembentukan paduan antara patri
dan bahan dasar.
21. Aturan dasar pematrian adalah : Bidang pematrian harus bersih
(bersifat logam murni) agar patri dapat merambat dengan baik,
bahan pelumer dan kekuatan sambungan patri, suhu yang tepat
pada proses pematrian, celah pematrian hendaknya sempit.
22. Pematrian lunak diterapkan apabila jalur sambungan patri harus
dikedapkan dengan baik atau tidak harus terlalu pejal dan tidak
boleh menderita beban suhu yang tinggi.
23. Pematrian keras diterapkan apabila ikatan harus kokoh dan tahan
terhadap suhu tinggi. Penerapannya pada kasus yang menimbulkan
kesulitan besar bila dilakukan pengelasan atau atas dasar alasan
konstruktif sama sekali tidak memungkinkan pengelasan. Cara
pematrian keras: metode pematrian berikut: pematrian api,
pematrian benam, pematrian kubangan garam, pematrian tungku,
pematrian imbas dan pematrian tahanan listrik. Bahan yang dapat
dipatri keras: Hampir semua logam yang titik leburnya di atas 500°
C dapat dipatri dengan patri keras yang cocok.
Selengkapnya : Patri / Solder / Penyolderan Pematrian
Selengkapnya : PROSEDUR PENGELASAN, PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS DAN PEMANASAN