Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu
hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar
lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur
sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan
dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk
kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi
dampak – dampak negatif yang ditimbulkan
dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu,
- Munculnya trend green design.
- Memberikan dampak pada estetika bangunan
- Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai
contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka
dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi,
atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga
semakin estetis bangunan yang tercipta.
Contoh studi kasusnya ialah pada bangunan perpustakaan UI
yang ramah lingkunan, yaitu dengan memaksimalkan penggunaan cahaya matahari
pada siang hari, banyaknya material kaca yang dapat dipilih untuk memaksimalkan
cahaya matahari supaya dapat memasuki ruangan tanpa terasa panas, pengunaan
material – material yang ramah lingkungan.
Pengaruh
buruk tugas seorang arsitek terhadap lingkungan
Pengaruh buruk disini, merupakan kekurangtelitian arsitek
dalam melakukan tugasnya dalam membangun..
Contoh studi kasusnya ialah bangunan green arsitektur, yang
tidak menciptakan tema green itu sendiri. Contohnya, bangunan di Kemang, yang
seharusnya bangunan dibangun 20 % dan memiliki lahan terbuka hijau 80 %. Namun
saat ini kemang menjadi kawasan area bisnis yang sensasional, yang hanya
memiliki lahan terbuka hijau menjadi 20%, dan umumnya penuh dengan bentuk masif
yang hanya mengejar estetika belaka. Akibat dari pembangunan yang kurang
memerhatikan lahan terbuka hijau, menagakibatkan banjir pada kawasan lainnya..
contoh studi kasus lainnya ialah pada jebolnya tanggul Situ
Gintung karena banyaknya curah hujan yang terjadi dan perkiraan para peneliti
akan maraknya pembangunan tempat wisata ataupun bangunan komersial lainnya
disekitar tanggul Situ Gintung yang seharusnya menjadi tanah resapan bagi
tanggul tersebut. Akibat dari tanggul situ gintung yang jebol
Kesimpulan
Merancang dengan memperhatikan lingkungan tanpa membahayakan lingkungan,
diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang luar biasa terhadap lingkungaan.
Seorang arsitek harus banyak belajar dan belajar dan berusaha tidak egois dalam
merancang. Kalau dilihat dari sudut pandang lain, memang hampir tidak ada yang
tanpa resiko. Membangun tapi merusak lingkungan, tanpa membangun kita juga
tidak akan maju. Karena itulah arsitek diharuskan untuk tidak hanya belajar dan
memahami, tapi merancang dengan menerapkan seluruh apa yang sudah dipelajari
dan ketahui, tidak egois dan mencintai lingkungan sekitarnya seperti ia
mencintai dirinya sendiri, dan juga dituntut untuk mengerti akan segala seluk
beluk bangunan,site dan lingkungan, dampak positif dan dampak negatif pun
sangat mempengaruhi arsitek tersebut, tetapi memang sangat disayangkan,
orang-orang sekarang ini terlahir dengan sifat ego yang tinggi, yang penting
hanya ingin menang ( tidak mau kalah) tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya.