Perbedaan antara bangunan dan arsitektur terletak pada estetika. Estetika yang berbeda menghasilkan nilai dan penampilan yang berbeda pula. Ketika kita menilai sebuah bangunan, kita biasanya melihat sisi fisiknya, seperti bahan yang digunakan (kekuatan, keawetan, ketahanan) dan fungsinya. Namun, pada arsitektur, tidak hanya itu yang dinilai. Arsitektur juga dinilai dari segi seni dan keindahannya.
Jadi, dalam kasus bangunan, semakin besar dan kokoh bangunannya, semakin mahal pula harganya jika posisi dan fungsinya sama. Namun, dalam arsitektur, ada kemungkinan sebuah bangunan yang lebih kecil namun memiliki harga yang lebih tinggi karena nilai seni dan keindahannya yang tinggi.
Dalam praktik berarsitektur, efisiensi sangat penting, begitu juga dengan penggunaan teknologi mutakhir. Hal ini bertujuan untuk mencapai nilai dan seni yang lebih tinggi. Karena harga sebuah karya arsitektur tidak hanya ditentukan oleh kegunaan dan kapasitasnya, tetapi juga oleh penampilan dan nilai-nilai kearsitekturan yang dimilikinya, yang tidak dimiliki oleh bangunan biasa.
Perbedaan antara bangunan dan arsitektur terletak pada estetikanya, karena perbedaan estetika itu berbeda pula nilai dan tampilannya. Bila bangunan hanya dinilai dari segi fisik yaitu bahan yang digunakan (kekuatan, keawetan, ketahanan) dan fungsinya, pada arsitektur tidak hanya itu, arsitektur juga dinilai seni dan keindahannya. Jadi bila pada bangunan, dalam posisi dan fungsi yang sama, semakin besar dan semakin kokoh bangunan itu maka harganya akan semakin mahal. Namun pada arsitektur, dapat juga yang lebih kecil walau fungsinya sama mempunyai harga yang lebih mahal karena nilai seni dan keindahannya tinggi. Dengan demikian dalam berarsitektur efisiensi itu sangat diperlukan juga penggunaan teknologi yang mutakhir, untuk mendapat nilai dan seni yang lebih tinggi. Karena harga dari arsitektur tidak hanya dari kegunaan dan kapasitasnya, namun juga dari tampilan dan nilai-nilai kearsitekturalnya, yang tidak dimiliki oleh bangunan.